Kudapan malam kusantap, saat aku terbebas dari kegiatan meletihkan. Kutatap jam, tepat 23.30. Larut seperti biasanya. Aku hanya di temani suara kecil dingin angin yang membawaku semakin sepi. Seperti tak ada habisnya, aku mengingatmu kembali. Seperti kegiatan rutin di hari-hari bullshit-milikku ini.
Hanya dapat membayangkanmu tertawa dengan pria-mu, tak lagi mengingatku dan kenangan yang kutitipkan. Setiap hari aku menyapamu, setiap hari aku berperasaan kau mengabaikanku. Malam yang dingin di bayangi karena bekas-bekas hujan seperti mengajakku, mengajakku untuk semakin mengingatmu. Apa untungnya bagiku ? Tidak ada ? pasti. Hanya goresan di hati yang dibuat oleh pisau berkarat. Menyakitkan dan berdampak panjang.
Aku dan luka yang kamu selip-kan, telah kamu simpan dalam kotak kayu tua di dalam tanah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar