![]() |
photo by : k-lia |
Tidak terlalu deras, sedikit lembut, tetapi hanya sebentar untuk membuat semua yang di jatuhinya basah.
Seperti biasa, malam ini aku kembali duduk di kursi yang tak terlalu nyaman di teras rumahku.
Heran, sejak dulu aku menyukai hujan.
Bukan hanya hujan, termasuk hawa dingin yang mereka keluarkan, bunyi gemuruh dari suara petir, jejatuhan air yang sangat unik di telingaku.
Mereka berpadu dengan sempurna untukku, untuk menjadi teman sepi-ku.
Suara mereka sangat menenangkanku, membuatku tenang dengan semua beban yang setiap hari berkelut denganku. Suara dengan irama gemercik yang acak dan tak beraturan, membuat seolah mereka berbicara denganku.
Namun disatu waktu mereka dapat berubah menjadi sosok mengerikan untuk-ku.
Waktu saat aku mengingat-Mu, mengingat kenangan kita. Mengingat betapa sakitnya saat kita berpisah.
Mereka menolak menghibur-ku.
Sebaliknya, mereka menyeret-ku dengan paksa, menyeret-ku kedalam ke 'sesak'an.
....sakit
......pedih
sesak pastinya.
Bodoh. Bodoh karena aku menyukai semua itu.
Walapun sakit, pedih, dan sesak.. aku tetap menyukai hujan.
Bukan hanya hujan, dan tentunya Kamu dan semua kenangan 'kita'.